Wednesday, May 28, 2008

Sifat yang Dibenci Allah

“Barangsiapa memuji dirinya karena amal saleh yang telah dia lakukan, maka sungguh sia-sia syukurnya kepada Allah dan pasti terhapus amal kebajikannya.” (HR Abu Nu’Aim)


Banyak orang yang beranggapan bahwa yang dimaksud dengan sombong adalah suatu sifat pada seseorang yang suka merendahkan atau bersikap angkuh terhadap orang lain. Sifat seperti ini akan bisa kita lihat secara kasat mata. Namun, sebenarnya ada juga sifat sombong yang tidak tampak, atau tidak terlihat secara lahir. Kesombongannya hanya bisa dirasakan oleh yang bersangkutan. Sombong tersebut disebut ujub.
Ujub pada hakikatnya adalah sifat sombong yang menghinggapi orang-orang saleh. Ia sombong karena merasa sudah banyak beribadah dan beramal saleh. Ia sudah merasa ikhlas, padahal dengan merasa sudah ikhlas sebenarnya akan memunculkan sifat ujub. Ia merasa lebih baik dari orang lain dalam beramal sehingga sudah merasa saleh. Ketahuilah, sifat ujub akan menggerogoti amal saleh kita. Bisa jadi amal tersebut pada awalnya diterima oleh Allah karena kita melakukannya dengan ikhlas, namun menjadi tidak bernilai karena kita merasa sudah banyak amalnya (ujub).
Allah SWT sangat membenci seorang Muslim yang memiliki sifat ini dan tidak bertaubat kepada-Nya.
Imam Nawawi Al-Bantani mengatakan bahwa ulama bijak berkata, “Ada sepuluh sifat yang dibenci Allah, yang timbul dari sepuluh macam orang, yaitu :

1. ujub yang timbul dari kalangan orang-orang zuhud;

2. sifat bakhil yang timbul dari orang kaya;

3. kesombongan yang timbul dari orang fakir;

4. ketamakan yang timbul dari ulama;

5. tidak punya rasa malu yang timbul dari wanita;

6. cinta dunia yang timbul dari kakek-kakek;

7. kemalasan yang timbul dari kaum remaja;

8. kelaliman yang timbul dari penguasa;

9. pengecut yang timbul dari pasukan perang;

10. riya’ yang timbul dari kalangan ahli ibadah.”


ZamZam No. 8 April 2008



Adakah Rasulullah di Hatimu ?

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersholawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersholawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya” (QS Al-Ahzab[33]:56)

Mencintai seseorang akan membuat orang yang jatuh cinta mematri namanya dalam hati. Namanya akan sering disebut, wajahnya akan selalu diingat, dan apa yang disukainya akan disukainya pula. Selain itu, hal-hal yang dibencinya akan cenderung dibenci,yang diamalkannya akan cenderung dikerjakan, dan yang dilarangnya berusaha dihindarinya. Semua itu sebagai wujud cintanya kepada sang kekasih.
Sahabat, sebagai seorang Muslim tentu kita sangat mencinatai Rasulullah. Tapi benarkah Anda sudah mencintai Rasulullah? Adakah nama Rasulullah terukir di hatimu? Tentu saja Anda yang dapat menjawabnya. Acapkali kita mengaku mencintai Rasul, tapi kita jarang menyebut namanya. Saat nama Nabi Muhammad SAW disebut orang, kita sangat kikir untuk mengucapkan shalawat dan salam kepadanya. Ketika Al-Quran dan ajarannya dilecehkan, kita tidak memberikan pembelaan. Bahkan sunnahnya jarang kita amalkan, larangannya sering kita labrak, dan musuhnya kita jadikan teman.
Benarkah itu sebagai wujud cinta kita kepadanya?
Seorang muslim yang mencintai Rasulullah seharusnya rajin menyebut namanya setiap hari. Shalawat dan salam akan diucapkannya kala namanya disebutkan. Ia akan istiqamah mangamalkan perintahnya dan menghindari apa yang tidak disukainya. Ia akan berteman dengan kaum Muslim yang taat, yang menghiasi detik-detik waktunya dengan berdzikir kepada Allah, yang menjadikan sepertiga malamnya bukan untuk tidur namun untuk qiyamul lail, dan yang menggunakan waktu siangnya dengan bekerja keras untuk menafkahi keluarganya dan menebar kebaikan kepada orang-orang di sekitarnya. Seorang Muslim yang mencintai Rasulullah akan senantiasa menghiasi lisannya dengan kalimah thayyibah dan menyebut asma Allah dalam berbagai kesempatan.
Sahabat, sekarang merupakan saat yang tepat untuk melakukan introspeksi. Mumpung masih ada kesempatan, perbaikilah hubungan kita dengan Rasulullah SAW.

ZamZam No. 7 Maret 2008